Untuk kesuksesan di tempat kerja, orang perlu menguasai kompetensi interpersonal. Berbagai kajian menunjukkan bahwa kemampuan interpersonal amat penting bagi kesuksesan awal. Kurangnya kemampuan interpersonal mungkin menjadi alasan utama profesional yang sangat qualified tidak dipromosikan. Orang yang ada dalam tim kerja harus bisa berkomunikasi dan bekerja sama secara efektif dengan orang yang kepribadian, pendekatan, dan gaya kerjanya mungkin amat berbeda.
Organisasi mencari pegawai dengan kompetensi interpersonal yang luar biasa agar membantu mereka tetap fleksibel dan layak dalam persaingan tenaga kerja yang sangat kompetitif saat ini. Organisasi amat dipengaruhi oleh interaksi interpersonal di antara pegawai, pelanggan, pemasok, dan pemangku kepentingan lainnya. Semakin efektif hubungan dan komunikasi interpersonal, semakin produktif organisasi dan individu.
Di antara kompetensi interpersonal yang menonjol adalah kemampuan empati yang akan dibahas di bagian awal buku ini. Kemampuan ini, seperti yang dikatakan Daniel Goleman (2007), membedakan “penasihat yang paling cerdik, pejabat paling diplomatis, negosiator paling efektif, politikus yang paling dapat dipilih, penjual paling produktif, guru paling sukses, dan terapis paling berwawasan”
Berempati itu tidak mudah karena menuntut beberapa persyaratan. Pertama, mampu merasa dan menjadi apa yang disebut “berhati lembut.” Kedua, Anda memiliki batasan yang baik. Ini artinya ketika merasakan apa yang sedang dirasakan seseorang, Anda juga menyadari bahwa itu adalah pengalaman mereka dan bukan pengalaman Anda. Ketiga, komponen empati yang harus ada adalah kemampuan mendengarkan dengan cara yang mengomunikasikan pemahaman.